Thursday, 30 June 2016

Family and Group Therapy




PSIKOTERAPI
Family and Group Therapy

Nama    : Widya Anissa Wiranti
Kelas     : 3PA02
NPM     : 19513264

Universitas Gunadarma


A.   Family Therapy
Menurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah “Suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan”.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga. Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual pempunyai konsekwensi dan konteks sosial. Contohnya, konseli yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interaksi orang tua dan anak adalah penyebab dari perilaku maladaptive.
https://rafian.files.wordpress.com/2016/06/0546dbb081e9c1b65e44df13a60310df.png?w=730
Tujuan terapi keluarga oleh para ahli dirumuskan secara berbeda. Bowen menegaskan bahwa tujuan terapi keluarga adalah membantu konseli (angota keluarga) untuk mencapai individualis, membuat dirinya menjadi hal yang berbeda dari sistem keluarga. Sedangkan Minuchin mengemukakan bahwa tujuan terapi keluarga adalah mengubah struktur dalam keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang tejadi dalam suatu keluarga. Diharapkan keluarga dapat menantang persepsi untuk melihat realitas, mempertimbangkan alternatif sedapat mungkin dan pola transaksional. Anggota keluarga dapat mengembangkan pola hubungan yang baru dan struktur yang mendapatkan self-reinforcing.
Terapi keluarga didasarkan pada teori system terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan oleh terapis keluarga meliputi :
1) Pemeragaan : Memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama. Dan komunikasi dalam keluarga paling penting.
2) Homework : Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
3) Family Sculpting : Cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal.
4) Genograms : Sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram adalah Sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap dari sistem hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik.

B.     Group Therapy

 http://3.bp.blogspot.com/-MmHP4TSFdKM/VUyX8LXgRYI/AAAAAAAAAtY/4hc4f5w0ho0/s1600/3677410.jpg

·         Tujuan
Membantu anggota berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif menjadi konstruktif dan adaptif.

·         Fungsi
            Tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.

·         Jenis Terapi Kelompok
Menurut Rawlins, Wiliams, and Beck (1993) :
1.      Kelompok Terapeutik
2.      Terapi  Kelompok
3.      Terapi Aktivitas Kelompok

1.      Kelompok Terapeutik
Tujuannya : Mencegah masalah kesehatan, mendidik dan mengembangkan potensi, meningkatkan kualitas kelompok dg anggota saling bantu dlm menyelesaikan masalah.
2.      Terapi Kelompok
Adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus Terapi Kelompok :
1.      Membuat sadar diri (Self Awareness)
2.      Peningkatan hubungan interpersonal
3.      Membuat perubahan
3.      Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a.       TAK Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau yang pernah dialami.
Aktivitas berupa stimulus yg disediakan seperti :
§  Baca artikel, majalah atau buku
§  Menonton TV
§  Stimulus dari pengalaman masa lalu yg maladaptif seperti : kemarahan, kebencian, pandangan negatif pada orang lain dan halusinasi.
b.      TAK Stimulasi sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Kemudian di observasi reaksi klien berupa ekspresi perasaan secara nonverbal ( Ekspresi wajah dan gerakan tubuh).
Aktivitas yang digunakan : musik, seni menyanyi, dan menari. Bisa jadi hobi klien.

c.       TAK Stimulasi Realita
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain, dan lingkungan yg dekat dg klien dan termasuk waktu.
Aktivitas dapat berupa : orientasi terhadap orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua yg nyata.
d.      TAK Sosialisasi
a.       Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dg individu yang ada disekitarnya.
b.      Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap.
c.       Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

·         Kualifikasi Terapis
Perawat yang memimpin kelompok terapeutik dan TAK persyaratannya adalah :
a.       Harus mempunyai pengetahuan tentang masalah klien
b.      Mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok khusus
c.       Terampil berperan sebagai pemimpin


Daftar Pustaka
Somaryati & S. Astutik. (2013). Family therapy dalam menangani pola asuh orang tua yang salah pada anak slow learner. Jurnal bimbingan dan konseling Islam, 03 (01), 17-35.
Yosep. (2007). Pedoman rehabilitasi pasien mental rumah sakit jiwa di Indonesia. Jakarta: EGC.


0 comments:

三九

三九