PSIKOTERAPI
Family
and Group Therapy
Nama
: Widya Anissa Wiranti
Kelas : 3PA02
NPM : 19513264
Universitas
Gunadarma
A. Family
Therapy
Menurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus
psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah “Suatu bentuk terapi
kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan
anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan
dalam usaha penyembuhan”.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan
mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam
keluarga. Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada
pada terapi individual pempunyai konsekwensi dan konteks sosial. Contohnya,
konseli yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa
terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari
psikopatologi, lingkungan keluarga dan interaksi orang tua dan anak adalah
penyebab dari perilaku maladaptive.
Tujuan terapi keluarga oleh para ahli dirumuskan
secara berbeda. Bowen menegaskan bahwa tujuan terapi keluarga adalah membantu
konseli (angota keluarga) untuk mencapai individualis, membuat dirinya menjadi
hal yang berbeda dari sistem keluarga. Sedangkan Minuchin mengemukakan bahwa
tujuan terapi keluarga adalah mengubah struktur dalam keluarga dengan cara
menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang tejadi dalam suatu
keluarga. Diharapkan keluarga dapat menantang persepsi untuk melihat realitas,
mempertimbangkan alternatif sedapat mungkin dan pola transaksional. Anggota
keluarga dapat mengembangkan pola hubungan yang baru dan struktur yang
mendapatkan self-reinforcing.
Terapi keluarga didasarkan pada teori system terdiri
dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa
berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah efek
perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah
lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu
dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya
dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian
komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan
mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak
ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan oleh
terapis keluarga meliputi :
1)
Pemeragaan : Memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya
sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk
berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan
psikodrama. Dan komunikasi dalam keluarga paling penting.
2)
Homework : Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
3)
Family Sculpting : Cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang
lain dengan cara nonverbal.
4) Genograms :
Sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi
tentang keluarga genogram adalah Sebuah diagram terstruktur dari sistem
hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap dari sistem
hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik.
·
Tujuan
Membantu anggota berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif menjadi konstruktif dan
adaptif.
·
Fungsi
Tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
·
Jenis Terapi Kelompok
Menurut Rawlins, Wiliams, and Beck (1993) :
1. Kelompok
Terapeutik
2. Terapi Kelompok
3. Terapi
Aktivitas Kelompok
1. Kelompok
Terapeutik
Tujuannya
: Mencegah masalah kesehatan, mendidik dan mengembangkan potensi, meningkatkan
kualitas kelompok dg anggota saling bantu dlm menyelesaikan masalah.
2. Terapi
Kelompok
Adalah
metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga
yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus
Terapi Kelompok :
1. Membuat
sadar diri (Self Awareness)
2. Peningkatan
hubungan interpersonal
3. Membuat
perubahan
3. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK)
a. TAK
Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Klien
dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau yang pernah dialami.
Aktivitas
berupa stimulus yg disediakan seperti :
§ Baca
artikel, majalah atau buku
§ Menonton
TV
§ Stimulus
dari pengalaman masa lalu yg maladaptif seperti : kemarahan, kebencian,
pandangan negatif pada orang lain dan halusinasi.
b. TAK
Stimulasi sensori
Aktivitas
digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Kemudian di observasi reaksi
klien berupa ekspresi perasaan secara nonverbal ( Ekspresi wajah dan gerakan
tubuh).
Aktivitas
yang digunakan : musik, seni menyanyi, dan menari. Bisa jadi hobi klien.
c. TAK
Stimulasi Realita
Klien
diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan yg dekat dg klien dan termasuk waktu.
Aktivitas
dapat berupa : orientasi terhadap orang, waktu, tempat, benda yang ada
disekitar dan semua yg nyata.
d. TAK
Sosialisasi
a. Klien
dibantu untuk melakukan sosialisasi dg individu yang ada disekitarnya.
b. Sosialisasi
dapat dilakukan secara bertahap.
c. Aktivitas
dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
·
Kualifikasi Terapis
Perawat yang memimpin
kelompok terapeutik dan TAK persyaratannya adalah :
a. Harus
mempunyai pengetahuan tentang masalah klien
b. Mengetahui
metode yang dipakai untuk kelompok khusus
c. Terampil
berperan sebagai pemimpin
Daftar Pustaka
Somaryati
& S. Astutik. (2013). Family therapy dalam menangani pola asuh orang tua
yang salah pada anak slow learner. Jurnal
bimbingan dan konseling Islam, 03
(01), 17-35.
Yosep.
(2007). Pedoman rehabilitasi pasien
mental rumah sakit jiwa di Indonesia. Jakarta: EGC.
0 comments:
Post a Comment