Review dan Analisis Film Tentang
Kepemimpinan “ A Bugs Life “
Psikologi
Manajemen
Dosen
Pengampu
Ade
Irma Suryani
Disusun
Oleh Kelompok Melati
Ade
Nurul Oktaviana (10513148)
Jojor
Lamria (14513665)
Mariska
Wisnu Dwipratiwi (15513298)
Widya
Anissa Wiranti (19513264)
Yulia
Wirantri Farhani (19513549)
Kelas
3PA02
Universitas Gunadarma
Review Film Tentang
Kepemimpinan
A Bugs Life
Penduduk negeri semut selalu mencari
makan secara bergotong royong.
Tetapi, makanan yang dikumpulkan dengan susah payah ini, sering dijarah oleh
gerombolan belalang
yang dipimpin Hopper. Karena kecil dan lemah, mereka juga ditindas dan
dipaksa menyediakan makanan untuk para belalang tamak
tersebut. Salah seorang warga semut
bernama Flik suatu hari membuat bencana ketika secara tidak sengaja ia
membuang makanan yang seharusnya disediakan untuk para belalang tersebut. Flik
kemudian pergi mencari serangga-serangga buas untuk melawan Hopper. Tapi yang
dibawa pulang Flik hanyalah kutu-kutu pemain sirkus yang dikira prajurit perang. Sehingga Flik
terpaksa menipu seluruh masyarakat semut untuk meyakinkan bahwa serangga yang
dibawa Flik adalah serangga prajurit.
Lalu,
Flik punya ide baru yaitu membuat burung
tiruan untuk menakut-nakuti gerombolan belalang. Namun setelah
burung tersebut jadi, rencana itu sempat gagal karena P.T.Flea, si
pemimpin sirkus
tiba-tiba datang. Masyarakat semut
marah besar setelah tahu hal tersebut. Flik dan kutu-kutu itu pun diusir.
Kemudian para semut terpaksa melanjutkan pengumpulan makanan untuk belalang.
Sayangnya, daun terakhir telah gugur, dan Hopper kembali ke negeri semut
bersama dengan pasukkannya. Hopper marah karena melihat sedikitnya jumlah
makanan, dan mengancam akan membunuh ratu semut.
Atas permintaan Putri
Dot, Flik kembali lagi ke negeri asalnya. Flik bersama serangga sirkus
panggilannya pun meneruskan atraksi burung tiruan
itu. Ketika diterbangkan, gerombolan belalang itu lari
kocar-kacir ketakutan. Namun, masalah terjadi karena burung tiruan itu
jatuh setelah dibakar oleh P.T. Flea yang mengira burung tersebut sungguhan.
Hopper pun sadar bahwa dirinya telah dibohongi. Hopper pun bertambah marah.
Flik spun memberanikan diri untuk menantang Hopper. Keberanian Flik ternyata
menyadarkan masyarakat semut untuk bersatu melawan
gerombolan belalang.
Para gerombolan belalang pun kabur,
dan Hopper digiring ke meriam. Kemudian, hujan pun turun, dan salah seekor
kumbang terjatuh terkena tetesan air hujan, dan jatuh tepat pada pemicu yang
menyebabkan Hopper terlepas dan langsung menyambar Flik, Dengan cerdik, Flik
bersama dengan Putri Atta memancing Hopper ke arah sarang burung. Hopper yang sedang
marah pun tak sadar didekatnya ada burung yang siap
menyantapnya. Hopper pun habis dimakan burung.
Analisis Film Tentang Kepemimpinan
A Bugs Life
Likert (dalam Chitrawanty, 2014)
menyatakan bahwa umumnya seorang pemimpin menggunakan empat gaya komunikasi,
yaitu :
1.
System
I (Authoritarian)
Pemimpin System I ini bersifat task oriented, sangat
terstruktur, dan otoriter. Hubungan interpersonal tidaklah begitu penting.
Pemimpin System I memiliki tingkat kepercayaan yang sangat kecil terhadap
bawahannya dan tidak melibatkan mereka di dalam pengambilan keputusan. Bawahan
bekerja dengan iklim yang terintimidasi dan rasa takut. Komunikasi hanya berjalan
dari atasan kebawahan saja mengikuti rantai kepemerintahan.
Dalam film A Bugs Life,
sifat pemimpin system I ditunjukan dengan karakter Hopper. Hopper adalah
pemimpin gerombolan belalang yang sering menjarah makanan yang dikumpulkan penduduk
negeri semut secara bergotong royong.
Karena kecil dan lemah, mereka juga ditindas dan dipaksa menyediakan makanan
untuk para belalang
tamak tersebut.
2.
System
II (Controlling)
Pemimpin System II bersifat task
oriented, namun juga mengontrol organisasi atau unit di dalamnya, bersifat sedikit otoriter. Pemimpin
merendahkan bawahan dan walaupun tidak terlalu ketat, ia juga memiliki
ketidakpercayaan kepada bawahannya. Bawahan memiliki izin untuk berpendapat
pada saat pengambilan keputusan, namun permasalahan organisasi diselesaikan
seluruhnya oleh jajaran atas perusahan. Meskipun sebagian besar arus
komunikasinya dari atasan kepada bawahan, tetapi beberapa interaksi masih
terlihat langsung antara jajaran atas perusahaan dan jajaran bawah perusahaan.
Dalam film A Bugs Life, Flik mempunyai ide untuk mengusir belalang dengan
membuat burung tiruan dengan menggunakan ranting dan dedaunan, rencana
itu sempat gagal karena P.T.Flea yang
tiba-tiba datang, dan semua masyarakat semut mengusir flik dan para
kutu-kutu sirkus , Kemudian para semut terpaksa melanjutkan pengumpulan
makanan untuk belalang. Sayangnya, daun terakhir telah gugur, dan Hopper
kembali ke negeri semut bersama dengan pasukkannya. Hopper marah karena melihat
sedikitnya jumlah makanan, dan mengancam akan membunuh ratu semut.
3.
System
III (Collaborative)
Pemimpin System III secara terbuka
menempatkan keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya. Seorang atasan
mengontrol bawahan melalui negosiasi dan kolaborasi. Bawahan memiliki hak untuk
berpendapat dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut
persoalan kerja mereka. Arus komunikasi mengalir secara relatif dua arah, yaitu
dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan dalam hierarki
organisasi.
Dalam
film A Bugs Life, atas permintaan Putri Dot, Flik kembali lagi ke negeri
asalnya. Flik bersama serangga sirkus panggilannya pun meneruskan atraksi burung
tiruan itu. Ketika diterbangkan, gerombolan belalang
itu lari kocar-kacir ketakutan. Namun, masalah terjadi karena burung
tiruan itu jatuh setelah dibakar oleh P.T. Flea yang mengira burung tersebut
sungguhan. Hopper pun sadar bahwa dirinya telah dibohongi. Hopper pun bertambah
marah. Flik spun memberanikan diri untuk menantang Hopper. Keberanian Flik
ternyata menyadarkan masyarakat semut
untuk bersatu melawan gerombolan belalang.
4.
System
IV (Nurturing)
Pemimpin System IV berkonsentasi
pada hubungan baik dengan atasan sekaligus bawahan mereka. Mereka memelihara
keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya serta memberi mereka motivasi dan
semangat dalam proses pengambilan keputusan di seluruh jajaran perusahaan.
Pemimpin System IV tidak menggunakan rasa takut, intimidasi, dan ancaman.
Motivasi para pekerja dihasilkan dari partisipasi mereka dalam mencapai target
organisasi. Proses pertukaran pesan yang terjadi di dalamnya bersifat bebas dan
sangat terbuka baik dari atasan ,bawahan, juga keduanya.
0 comments:
Post a Comment