Tuesday 28 October 2014

#Pinternet : Review Jurnal (Internet Addiction)





Kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dengan yang namanya "internet". Biasanya internet digunakan untuk mempermudah kita dalam mencari informasi yang kita butuhkan di kehidupan sehari-hari. Contoh: kita ingin mencari suatu bahan atau materi pelajaran tentang psikologi, mengerjakan tugas-tugas kuliah, bercengkrama dengan teman melalui jejaring sosial semuanya dapat dilakukan dengan bantuan internet.

Selain itu, kadang internet digunakan sebagai teman untuk melepas kejenuhan yang ditimbulkan oleh padatnya aktifitas yang kita lakukan setiap harinya. Contohnya kita memanfaatkan internet untuk bermain game baik online maupun offline dan kadang hal ini kita lakukan tidak hanya sekali saja tapi berulang kali dan bisa menimbulkan kecanduan.

Kecanduan internet atau yang biasa kita sebut dengan Internet Addiction Disorder (IAD), menurut Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog di University of Sidney antara lain :





1. Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada.
2. Jika tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berkhayal atau bermimpi mengenai Internet.
3. Jika terhubung dengan internet, gejala-gejala penarikan diri tersebut akan hilang ataupun berkurang.
4. Mengakses internet lebih lama dari yang di niatkan.
5. Cukup banyak porsi kegiatan yang digunakan untuk aktivitas terkait internet, termasuk e-mail, browsing, dan chatting.
6. Mengurangi kegiatan penting, baik dalam pekerjaan, belajar, sosial atau rekreasi, demi menggunakan internet.
7. Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terancam terganggu karena penggunaan internet yang berlebihan.
8. Internet digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tak berdaya, kecemasan, atau depresi.
9. Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.


Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.

Berikut ini adalah jenis-jenis internet addiction, yaitu :

a. Cybersexual Addiction
Yang termasuk kedalam Cybersexual Addiction antara lain individu yang sering mengunjungi situs-situs khusus orang dewasa, melihat hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji s secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar atau file-fie khusus orang dewasa.
b. Cyber-Relationship Addiction
Mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk mengikuti layanan chatroom dan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.
c. Net Compulsions
Yang termasuk dalam kategori ini adalah : perjudian online, belanja online dan perdagangan online.
d. Information Overload
Mengacu kepada web surfing yang bersifat kompulsif
e. Computer Addiction
Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.


Fenomena kecanduan game online di Indonesia khususnya sudah sangat meluas dan ini terjadi baik mulai dari anak TK hingga orang-orang yang sudah kerja sekalipun. Fenomena ini bisa kita temukan di warnet-warnet dekat rumah kita. Banyak dari pelajar-pelajar tersebut menghabiskan waktu libur sekolah atau waktu senggangnya untuk bermain game online. Biasanya mereka bermain game online sekitar 2-3 jam ataupun bisa lebih.

Kadang kecanduan game online memberikan dampak yang buruk bagi penggunanya. Contoh: pengguna game online rela tidak masuk sekolah hanya karena mereka ingin bermain game online, atau mereka rela menghabiskan uang jajan mereka untuk membeli voucher game online. Selain itu kecanduan bermain game online membuat interaksi bersama dengan keluarga menjadi sangat berkurang.

Menurut Margaretha Soleman, M.Si, Psi dampak kecanduan game online dari segi psikisnya, yaitu perilaku menjadi kasar dan agresif karena terpengaruh oleh apa yang dilihat dan yang dimainkan di game online. Selain itu membuat kita menjadi cuek, acuh tak acuh, kurang peduli terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan kita. Kadang seseorang yang sudah terkena kecanduan game online rela melakukan hal apapun demi bisa bermain game online, seperti berbohong, mencuri uang orangtua, dll.

Berhubungan dengan intrapersonal (asal kata intra dan personal) atau yang bisa kita sebut dengan pencitraan diri, ketika seseorang telah mengalami yang namanya kecanduan, maka orang tersebut akan sulit untuk memberi tahu kepada dirinya kalo dirinya sedang mengalami yang namanya kecanduan dan biasanya mereka tidak menyadarinya. Peran serta orangtua dan teman-teman di lingkungan ia tinggal dapat membantu mengurangi kecanduan khususnya disini dalam bermain game online. Selain itu niat dan dorongan dalam diri individu juga sangat penting agar ia bisa cepat berubah dari proses candu tersebut.

Dari hal di atas kita bisa ambil kesimpulan kalau penggunaan internet yang berlebih (dalam hal ini bermain game online) itu bisa menyebabkan kita menjadi kecanduan dan apabila kita sudah candu dalam menggunakan internet, banyak hal negatif yang muncul seperti lupa waktu, tidak peka terhadap lingkungan kita dll.


Adapun fenomena kecanduan internet tersebut dapat diatasi dengan cara :

1. Melakukukan hal yang disenangi (hobi) 

Melakukan hal yang di senangi seperti berolahraga, memasak, membaca, bermain, dsb akan dapat mengatasi kecanduan dari social media karena penggunaan komputer/Tablet/HP atau alat elektronik lainnya secara langsung akan berkurang karena sibuk mengerjakan hal yang kita senangi.



2. Hapus aplikasi dari alat komunikasi anda
Semakin banyak aplikasi jejaring sosial ada di alat komunikasimu yang dapat terhubung ke internet, maka semakin besar peluang kamu untuk mengalami fenomena  kecanduan.. Jadi kurangi penggunaan media sosial kamu dengan menghapus beberapa atau seluruh aplikasi yang dapat menghubungkanmu ke jejaring social dari alat komunikasimu.Agar akses kita ke jejaring social lebih berkurang.

3. Mengatur waktu
Sebaiknya,batasi penggunaan jejaring sosial.Seperti membuat jadwal waktu dalam menggunakan jejaring social. Cara ini dapat membuat kita tidak menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk jejaring sosial.

4. Mengurangi kontak social di social media 
Seseorang menghabiskan banyak waktu di media sosial kebanyakan karena banyak terdapat informasi dari teman, situs, group dsb. Oleh karena itu untuk mengobati kecanduan  Sebaiknya kurangi jumlah grup, situs yang tidak penting. Selain itu jangan tambahkan atau terima teman yang tidak dikenal. Hal ini bertujuan agar kamu tidak terlalu lama memperhatikan informasi tersebut. Dengan itu, kita hanya  akan melihat yang penting-penting saja dan mengurangi waktu untuk menjelajah di dunia maya.

5. Sering membaca artikel, situs atau buku dan juga mengikuti sosialisasi mengenai bahaya terlalu sering menggunakan internet/dunia maya
Dengan melakukan hal tersebut kita pasti akan lebih mengurangi koneksi ke social media karena kita sudah mengetahui dampaknya. 

6. Sering bertemu dan berinteraksi dengan teman secara langsung
Di jejaring social kita hanya berinteraksi dengan teman hanya dengan mengirim pesan, emotion ,dll secara tidak langsung. Sedangkan apabila kita bertemu teman dan berinteraksi secara langsung kita bisa langsung bicara dari hati ke hati  dan juga akan lebih menyenangkan. Dengan adanya hal itu kita akan berpikir dua kali untuk menjelajah dunia internet


Sumber : 


Elia, Heman. (2009). Kecanduan Internet dan Prinsip-Prinsip Untuk Menolong Pecandu InternetVeritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. 285-299.

Novrita, Ade Putri. (2013). Mahasiswa yang Menggunakan Internet Secara Berlebihan. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2, (1).

KOC, Mustafa. (2011). Internet Addiction and Psychopatology. TOJET. Volume 10 Issue 1. 143-148.

0 comments:

三九

三九